Tari Janger adalah salah satu tari Bali yang terpopuler. Diciptakan pada tahun
1930-an, Janger adalah tari pergaulan muda mudi Bali. Tari ini dibawakan oleh 10 penari yang berpasangan,
yaitu kelompok putri (janger) dan putra (kecak). Mereka menari sambil
menyanyikan Lagu Janger secara bersahut-sahutan tentang kisah-kisah asmara,
dari cara berkenalan, menanyakan identitas, dan menjurus ke rayuan. Semuanya
dilakukan dengan riang gembira. Mungkin keriangan itu ciri khas Janger yang
tidak mengalami perubahan. Pada umumnya lagu-lagunya bersifat gembira sesuai
dengan alam kehidupan mereka.
• Gamelan
yang biasa dipakai mengiringi tari Janger disebut Batel (Tetamburan) yang
dilengkapi sepasang gender wayang. Munculnya Janger di Bali diduga sekitar abad
ke XX, merupakan perkembangan dari tari sanghyang. Jika kecak merupakan
perkembangan dari paduan suara pria, sedangkan jangernya merupakan perkembangan
dari paduan suara wanita.
•
* Di daerah Tabanan tari Janger biasa
dilengkapi dengan penampilan peran Dag (seorang berpakaian seperti jenderal
tentara Belanda dengan gerak-gerak improvisasi yang kadang-kadang memberi
komando kepada penari Janger maupun Kecak).
* Di desa Metra (Bangli) terdapat tari Janger yang pada akhir pertunjukannya para penarinya selalu kerauhan
* Di desa Sibang (Badung) terdapat tari Janger yang diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar yang oleh masyarakat setempat menamakannya Janger Gong.
* Di desa Metra (Bangli) terdapat tari Janger yang pada akhir pertunjukannya para penarinya selalu kerauhan
* Di desa Sibang (Badung) terdapat tari Janger yang diiringi dengan Gamelan Gong Kebyar yang oleh masyarakat setempat menamakannya Janger Gong.
•
Pada dasawarsa 1960-an, terutama
menjelang tahun 1965, Janger di Bali diracuni masalah politik yang mencerminkan
adanya pertentangan di tengah-tengah masyarakat. Ada Janger PKI dan ada Janger
PNI dan mereka saling sindir. Pakaian penari pun, terutama kelompok pria,
mengalami perubahan sesuai dengan situasi saat itu. Janger kelompok pria
memakai celana dan sering di tangannya ada pedang. Jadi, gerak tarinya adalah
kombinasi dari gerakan silat. Mereka berteriak dengan cara koor: ”Marhaen
menang, Pancasila jaya”, itu bagi Janger PNI. Sedangkan janger PKI bernyanyi
koor: ”Sama rata, sama rasa, sosialisme ala Indonesia.” Banyak lagi
jargon-jargon khas zaman itu, yang saat ini menjadi sesuatu yang menggelikan
untuk dikenang.
•
”Janger politik” itu tidak lagi bercerita
tentang kisah asmara, tetapi ”kisah keluarga”, melalui tembang-tembangnya.
Misalnya, Janger kelompok pria bertembang tentang kepergiannya memperjuangkan
nasib rakyat, kalau dia meninggal, jangan cari suami yang berlainan partai.
Kelompok Janger wanita menjawab dengan tegas, bahwa ia akan melanjutkan
perjuangan.
• Tetapi
tidak semua sekaa Janger terlibat dalam ”politik praktis”. Ada yang netral,
namun cara berpakaian dan isi tembang mengikuti perkembangan saat itu.
Misalnya, Janger kelompok pria bernyanyi tentang kepergiannya menjadi
sukarelawan. Koor yang dikumandangkan selalu diakhiri dengan jargon: ”Ganyang
Malaysia”. Janger kelompok wanita bertembang tentang cinta kasih sambil
menyiapkan bekal untuk ”mengganyang Malaysia”.
·
Tidak ada komentar:
Posting Komentar