Label

my_life (2) my_world (4) postingan (3)

Selasa, 26 November 2013

Tari Payung

  Sejarah
Tari Payung adalah tari tradisional dari Sumatra Barat. Tarian ini membawakan cerita tentang hubungan asmara di antara muda-mudi. Payung menjadi atribut penting dalam tarian ini, sebagai perlambang penyatuan tujuan dua insan menuju kebahagiaan cinta.
Sebagai tarian yang melambangkan kasih sayang, tari payung tentu ditarikan berpasangan oleh 3 atau 4 pasang penari. Ada beberapa variasi gerakan dimana penari lelaki berpindah pasangan namun hal ini bukan menandakan ketidaksetiaan melainkan hanyalah bentuk variasi atau kreasi semata.
Properti

Sesuai namanya, properti wajib yang digunakan dalam pementasan tari ini adalah payung yang dibawa penari lelaki mengusung simbol sebagai pelindung. Penari lelaki akan menutupi kepala penari wanita yang menjadi pasangan menarinya. Sementara, penari wanita mengenakan selendang khas Padang sebagai pelengkap kostum dan kemungkinan memiliki simbol khusus sebagai kesiapannya membina rumah tangga.
Pengiring 
Musik pengiring tari payung berirama variatif. Ritme musik akan dimulai dengan pelan secara dinamis berpacu lebih cepat lagi mengiringi para penari. Tentunya perubahan ritme yang dinamis ini menambah kesan kemeriahan tersendiri pementasan tari payung. Musik yang biasa mengiringi tarian ini umumnya dihasilkan dari perpaduan alat-alat musik tradisional, seperti gong, rebana, akordion, gendang, dan gamelan khas Padang. Nada yang dihasilkan tentunya bernuansa Melayu kental.
Adapun lagu yang menjadi pengiring tarian cantik ini adalah sebuah lagu berjudul “
Babendi-bendi ke Sungai Tanang”. Lagu klasik Melayu ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang tengah berbulan madu di suatu tempat bernama Sungai Tanang.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar