Sejarah
•Tari Payung adalah tari tradisional dari Sumatra Barat. Tarian ini membawakan cerita tentang hubungan asmara di antara muda-mudi. Payung menjadi atribut penting dalam tarian ini, sebagai perlambang penyatuan tujuan dua insan menuju kebahagiaan cinta.
•Sebagai tarian yang melambangkan kasih sayang, tari payung tentu ditarikan berpasangan oleh 3 atau 4 pasang penari. Ada beberapa variasi gerakan dimana penari lelaki berpindah pasangan namun hal ini bukan menandakan ketidaksetiaan melainkan hanyalah bentuk variasi atau kreasi semata.
Properti
•Sesuai namanya, properti wajib yang digunakan
dalam pementasan tari ini adalah payung yang dibawa penari lelaki mengusung
simbol sebagai pelindung. Penari lelaki akan menutupi kepala penari wanita yang
menjadi pasangan menarinya. Sementara, penari wanita mengenakan selendang khas Padang sebagai pelengkap kostum dan kemungkinan
memiliki simbol khusus sebagai kesiapannya membina rumah tangga.
Pengiring
•Musik pengiring tari payung
berirama variatif. Ritme musik akan dimulai dengan pelan secara dinamis berpacu
lebih cepat lagi mengiringi para penari. Tentunya perubahan ritme yang dinamis
ini menambah kesan kemeriahan tersendiri pementasan tari payung. Musik yang
biasa mengiringi tarian ini umumnya dihasilkan dari perpaduan alat-alat musik
tradisional, seperti gong, rebana, akordion, gendang, dan gamelan khas Padang.
Nada yang dihasilkan tentunya bernuansa Melayu kental.
Adapun lagu yang menjadi pengiring tarian cantik ini adalah sebuah lagu berjudul “Babendi-bendi ke Sungai Tanang”. Lagu klasik Melayu ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang tengah berbulan madu di suatu tempat bernama Sungai Tanang.
Adapun lagu yang menjadi pengiring tarian cantik ini adalah sebuah lagu berjudul “Babendi-bendi ke Sungai Tanang”. Lagu klasik Melayu ini bercerita mengenai sepasang suami istri yang tengah berbulan madu di suatu tempat bernama Sungai Tanang.
•
Tidak ada komentar:
Posting Komentar