Label

my_life (2) my_world (4) postingan (3)

Senin, 25 November 2013

Tari Remo (Jawa Timur)



 

Asal Usul
Tari Remo berasal dari Kabupaten Jombang, Jawa Timur. Tarian ini diciptakan oleh warga yang perprofesi sebagai pengamen tari di kala itu. Kini, tarian ini pada awalnya merupakan tarian yang digunakan sebagai pengantar pertunjukan ludruk. Namun, pada perkembangannya tarian ini sering ditarikan secara terpisah sebagai sambutan atas tamu kenegaraan, ditarikan dalam upacara-upacara kenegaraan, maupun dalam festival kesenian daerah. Tarian ini sebenarnya menceritakan tentang perjuangan seorang pangeran dalam medan laga. Akan tetapi dalam perkembangannya tarian ini menjadi lebih sering ditarikan oleh perempuan, sehingga memunculkan gaya tarian yang lain: Remo Putri, umumnya para penari akan memakai kostum tari yang berbeda dengan kostum tari remo asli yang dibawakan oleh penari pria

 Karakteristik 
 Karakteristik yang paling utama dari Tari Remo adalah gerakan kaki yang rancak dan dinamis. Gerakan ini didukung dengan adanya lonceng-lonceng yang dipasang di pergelangan kaki. Lonceng ini berbunyi saat penari melangkah atau menghentak di panggung. Selain itu, karakteristika yang lain yakni gerakan selendang atau sampur, gerakan anggukan dan gelengan kepala, ekspresi wajah, dan kuda-kuda penari membuat tarian ini semakin atraktif. 

Tata Busana
·         1) Busana gaya Surabayan
Terdiri atas ikat kepala merah, baju tanpa kancing yang berwarna hitam dengan gaya kerajaan pada abad ke-18, celana sebatas pertengahan betis yang dikait dengan jarum emas, sarung batik Pesisiran yang menjuntai hingga ke lutut, setagen yang diikat di pinggang, serta keris menyelip di belakang. Penari memakai dua selendang, yang mana satu dipakai di pinggang dan yang lain disematkan di bahu, dengan masing-masing tangan penari memegang masing-masing ujung selendang. Selain itu, terdapat pula gelang kaki berupa kumpulan lonceng yang dilingkarkan di pergelangan kaki.


    3) Busana Gaya Sawunggaling  
         Pada dasarnya busana yang dipakai sama dengan gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni penggunaan kaus putih berlengan panjang sebagai ganti dari baju hitam kerajaan.


4) Busana Gaya Jombangan
Busana gaya Jombangan pada dasarnya sama dengan gaya Sawunggaling, namun perbedaannya adalah penari tidak menggunakan kaus tetapi menggunakan rompi.  

5) Busana Remo Putri
Remo Putri mempunyai busana yang berbeda dengan gaya remo yang asli. Penari memakai sanggul, memakai mekak hitam untuk menutup bagian dada, memakai rapak untuk menutup bagian pinggang sampai ke lutut, serta hanya menggunakan satu selendang saja yang disemat di bahu bahu. 

 6) Busana Gaya Malangan
Busana gaya Malangan pada dasarnya juga sama dengan busana gaya Surabayan, namun yang membedakan yakni pada celananya yang panjang hingga menyentuh mata kaki serta tidak disemat dengan jarum.

Pengiring
       Musik yang mengiringi Tari Remo ini adalah gamelan, yang biasanya terdiri atas bonang barung/babok, bonang penerus, saron, gambang, gender, slentem siter, seruling, kethuk, kenong, kempul, dan gong. Adapun jenis irama yang sering dibawakan untuk mengiringi Tari Remo adalah Jula-Juli dan Tropongan, namun dapat pula berupa gending Walangkekek, Gedok Rancak, Krucilan atau gending-gending kreasi baru. Dalam pertunjukan ludruk, penari biasanya menyelakan sebuah lagu di tengah-tengah tariannya.  

Gerakan
a. Kepala
Tegak pandangan Lurus kedepan
Tolehan kanan
Tolehan kiri
Gerakan kepala
Gerakan kepala yang menarik dagu kebelakang
Tolehan bawah
Tolehan bawah. 

b. Badan
Tegak
Ngeloyot
 
c. Gerak Tangan
Merentangkan tangan
Ukel suweng
Ongkekan
Tanjak keris
Mengaca
Ore rekmo
 
d. Gerakan Kaki
Tenjek
Junjungan
Geduk
Labas
Jluwet
Ngayam alas

Jadi, Tari Remo ini bisa disebut dengan tari pembukaan sebuah acara, dalam suatu hiburan dan pertunjukan untuk dipertontonkan kepada para pecinta seni tari tersebut. Tari Remo ini berkembang dengan adanya perkembangan ludruk. Jawa Timur terkenal dengan adat kebudayaan yang sangat tinggi. Seperti yang kita tahu, ibu kota Jawa Timur ini adalah Surabaya. 
Pada masa perjuangannya, Surabaya ini mendapatkan julukan kota Pahlawan. Sedikit banyak hal tersebut berpengaruh pada kebudayaan Surabaya itu sendiri. Sehingga, wajar jika Jawa Timur dikenal dengan kebudayaan yang tinggi dan keras. Di Jawa Timur ada sebuah tarian cukup terkenal yang bercerita tentang seorang pangeran, tarian itulah yang dikenali dengan sebutan Tari Remo.
Ada juga yang menyimpulkan bahwa koreografi yang ada pada Tari Remo adalah sebuah kesimpulan atau pemahaman yang berupa simbolik. 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar